Selasa, 06 Maret 2012

Karakteristik Ibu Yang Menggunakan Alat Kontrasepsi Suntik 1 Bulan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keluarga berencana merupakan tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval: diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Secara umum KB dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah, serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang, kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perubahan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi (Surantum, 2008).

KB mempunyai peranan dalam menurunkan resiko kematian ibu melalui pencegahan kehamilan melalui pendewasan usia hamil, menjarangkan kehamilan atau membatasi kehamilan bila anak dianggap cukup. Setiap wanita berhak memperoleh informasi dan mempunyai akses terhadap metode KB yang mereka pilih efektif, aman, terjangkau dan juga metode-metode pengendalian kehamilan yang tidak bertentangan dengan hukum dan perundang-undangan yang berlaku (Pinem, 2009)

Macam-macam metode kontrasepsi tersebut merupakan intra uterine devices (IUD), implant, suntik, kondom, metode operatif untuk wanita (tubektomi), metode operatif untuk pria (vasektomi), dan kontrasepsi pil (Mansjoer, 2009). Semua metode kontrasepsi mempunyai efek samping (akibat pemakaian KB, bukan gejala suatu penyakit), yang harus diketahui oleh pemakai (akseptor) sebelum memakainya.

Semua metode kontrasepsi mempunyai efek samping (akibat) pemakaian KB, bukan gejala suatu penyakit, yang harus diketahui oleh pemakai (akseptor) sebelum memakainya. Sebagian besar para pasangan usia subur di Indonesia menggunakan kontrasepsi suntik (Rifayani, 2003). Kontrasepi suntikan di Indonesia merupakan salah satu kontrasepsi yang paling popular. Kontrasepsi suntikan terdiri dari dua jenis yaitu jenis suntikan 1 bulan dan jenis suntikan 3 bulan (Prawirohardjo, 2007).

World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa penggunaan kontrasepsi suntik di seluruh dunia diperkirakan 80 juta atau 34,2% dari pasangan yang berisiko hamil. Prevalensi penggunaan kontrasepsi dinegara maju seperti amerika Serikat jauh lebih tinggi daripada di Negara berkembang. Menurut Badan Koordinasi Keluarga Kerancana Nasional (BKKBN) mencatat bahwa jumlah pengguna komtrasepsi suntikan mengalami peningkatan. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 terdapat kecenderungan peningkatan jumlah pemakai kontrasepsi jenis injeksi dari 11,7 % pada tahun 1991, pada tahun 1994 menjadi 15,2 %, dan 21,1 % pada tahun 1997, kemudian tahun 2002 - 2003 meningkat menjadi 27,8 %. Metode kotrasepsi jenis injeksi merupakan kontrasepsi yang paling banyak digunakan di Indonesia. (Surbakti, 2003).

Pemakaian waktu metode kontrasepsi pada setiap wanita bergantung pada beberapa faktor. Dalam memutuskan metode mana yang akan digunakan wanita dipengaruhi oleh usia, paritas, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan. Beberapa wanita lebih memilih metode kontrasepsi 1 bulan karena ingin menjarangkan kehamilan. Ibu dengan paritas primigravida lebih memilih untuk memakai kontarasepsi suntikan jenis cyclofem atau satu bulan (Rahmat, 2010).

Identifikasi penyebab masalah dalam pemilihan alat kontrasepsi suntik 1 bulan tentu banyak hal yang perlu diperhatikan misalnya efektifitas, keuntungan dan kerugian, indikasi dan kontraindikasi serta efek samping dari alat kontrasepsi suntik 1 bulan. Juga banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan suatu alat kontrasepsi tertentu termasuk paritas, umur, sumber informasi, pendidikan dan pekerjaan. Juga faktor-faktor yang harus dipertimbangkan termasuk status kesehatan, efek samping, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, persetujuan pasangan bahkan norma budaya lingkungan.

Berdasarkan survey yang dilakukan peneliti tentang jumlah pesrta kontrasepsi suntikan 1 bulan di Poskesdes Barus Julu berjumlah 657 orang. Ibu yang menggunakan kontrasepsi suntik sebanyak 136 akseptor. Dimana jumlah pengguna kontrasepsi suntikan 3 bulan sebanyak 78 orang dan yang menggunakan kontrasepsi suntikan 1 bulan sebanyak 58 orang. Dari data yang diterima dari Puskesmas Barus Julu didapatkan bahwa pengguna kontrasepsi suntik 1 bulan mayoritas usia 20-35 tahun. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “ Karakteristik Ibu Yang Memakai Alat Kontrasepsi Suntik 1 Bulan Di Puskesmas Barus Julu Tahun 2011”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah Karakteristik Ibu Yang Memakai Alat Kontrasepsi Suntik 1 Bulan Di Poskesdes Barus Julu Tahun 2011.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Karakteristik Ibu Yang Memakai Alat Kontrasepsi Suntik 1 Bulan di Poskesdes Barus Julu tahun 2011

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui umur ibu yang memakai alat kontrasepsi suntik 1 bulan di Poskesdes Barus Julu Tahun 2011.

2. Mengetahui paritas ibu yang memakai alat kontrasepsi suntik 1 bulan di Poskesdes Barus Julu Tahun 2011.

3. Mengetahui pendidikan ibu yang memakai alat kontrasepsi suntik 1 bulan di Poskesdes Barus Julu Tahun 2011.

4. Mengetahui pekerjaan ibu yang memakai alat kontrasepsi suntik 1 bulan di Poskesdes Barus Julu Tahun 2011.

5. Mengetahui sumber informasi ibu yang memakai alat kontrasepsi suntik 1 bulan di Poskesdes Barus Julu Tahun 2011.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Meningkatkan wawasan penulis tentang karakteristik ibu yang memakai kontrasepsi suntik hingga mampu mengenali permasalahan - permasalahan kesehatan serta dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat dibangku kuliah ke tengah masyarakat.

2. Bagi Puskesmas

Untuk menambah bahan masukan dalam mengetahui sejauh mana Akseptor mengenal dan menggunakan kontrasepsi suntik

3. Bagi Instansi Pendidikan

Menambah referensi perpustakaan program studi D-III Kebidanan STIKes Mutiara Indonesia, memberi masukan, saran mengenai target-target dan kurikulum apa saja yang akan dikembangkan di program studi D-III Kebidanan STIKes Mutiara Indonesia untuk menghasilkan lulusan bidan yang siap terjun di masyarakat.

Tidak ada komentar: